07 March 2017

PRAKTIKUM KIMIA UJI MOLEKUUL KIMIA HAYATI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Molekul hayati merupakan bagian reaksi kimia yang sangat penting bagi tubuh manusia, karena berguna sebagai metabolisme dalam tubuh. Bagian-bagian penting dari molekul hayati ialah karbohidrat, protein, dan lemak.
Karbohidrat mempunyai bagian yang sangat luas, dan dapat di sederhanakan menjadi tiga golongan yaitu: monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Semua bagian karbohidrat tadi dapat larut di dalam air tetapi tidak larut dalam pelarut organik. Contohnya alkohol. Ada beberapa reaksi yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat seperti larutan pekat dari asam kuat.
Uji mollisch dan uji fehling merupakan dua pengujian dari sekian banyak pengujian dalam kimia ini untuk menguji kandungan karbohidrat. Reaksi biuret, reaksi millon, reaksi xantoprotein, dan reaksi ninhidrin merupakan pengujian dari sekian banyak pengujian dalam kimia ini untuk menguji kandungan protein.
1.2    Tujuan
1.      Menganalisis sifat fisis dan kimia molekul karbohidrat dan protein.
2.       Menghubungkan reaksi karbohidrat dan strukturnya.
3.      Melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan senyawa yang mengandung gugus fungsi keton atau aldehid, dan gugus hidroksi. Ditinjau dari gugus fungsi yang diikat Aldosa: karbohidrat yang mengikat gugus aldehid. Contoh: glukosa, galaktosa, ribose -  Ketosa: karbohIdrat yang mengikat gugus keton. Contoh: fruktosa .Ditinjau dari hasil hidrolisisnya Monosakarida: karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul-molekul karbohidrat yang lebih sederhana lagi. Misalnya: glukosa, fruktosa, ribosa, galaktosa . Disakarida: karbohidrat yang terbentuk dari kondensasi 2 molekul monosakarida. Misalnya: sukrosa (gula tebu), laktosa (gula susu), dan maltosa (gula pati) (Riswiyanto, 2009).

Semua jenis karbohidrat, baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida, akan berwarna merah – ungu bila larutannya di campur dengan beberapa tetes larutan α-naftol. Dalam alkohol dan di tambahkan asam sulfat pekat, sehingga tidak bercampur. Warna ungu akan tampak pada bidang batas antara kedua cairan. Sifat ini di pakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat dalam suatu bahan dan di kenal dengan uji molisch ( Yazid, 2006 ).
Larutan fehling A adalah larutan CuSO4 dalam air sedangkan larutan fehling B adalah larutan garam KN atartrat dan NaOH dalam air. Dengan larutan gula 1%, pereaksi fehling menghasilkan endapan berwarna merah bata, sedangkan apabila di gunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1% endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan. Pereaksi benedict lebih banyak di gunakan untuk pemeriksaan glukkosa dalam urine daripada pereaksi fehling karena beberapa alasan pereaksi ini terdiri atas larutan kupri asetat dan asam asetat dalam air. Dan digunakan untuk membedakan anatara monosakarida dan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat dari pada disakarida. Jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh monosakarida dari pada oleh disakarida ( Poedjiadi, 1994 ).
Protein berasal dari bahasa yunani yang mengandung arti paling utama.  Protein merupakan senyawa kompleks yang berbentuk molekul tinggi.  Yang merupakan dari polimerisasi atau polimer dan monomer-monomer asam amino yang dihubungkan oleh satu asam lain dengan ikatan peptida.  Lipid merupakan senyawa organik yang terdapat didalam dan tidak dapat larut dalam air.  Namun lipid dapat larut didalam organik ataupun senyawa organik polar seperti hidrokarbon yang bersifat plastis atau mudah di bentuk.  Ada beberapa golongan lipid yaitu gliserol (gliserida) yang terbentuk dari ester gliserol dan asam lemak (asam karbosilat).  Sedangkan pada suhu kamar lemak memiliki alkil tak jenuh.  (Rivai, 2010).

BAB III
METODOLOGI
3.1  Alat dan Bahan
3.1.1        Alat yang digunakan
-          Botol semprot
-          Gelas piala 100 ml
-          Gelas ukur 10 ml dan 25 ml
-          Pipet tetes
-          Erlemeyer 250 ml
-          Tabung reaksi + rak
-          Penjepit tabung reaksi
-          Pipet volume 5 ml
-          Pemanas air
-          Gelas piala 1000 ml/500 ml
-          Kompor listrik/kompor gas
3.1.2        Bahan yang digunakan
-          Reagen ninhidrin
-          NaOH 10 M
-          Fruktosa
-          α-naftol
-          Etanol
-          Amilum
-          Madu
-          Reagen molish
-          HNO3
-          H2SO4
-          Reagen millon
-          Fehling
-          NaNO2 0,15 M
-          Fehling B
-          CuSO4
-          Air bromin
3.2  Cara Kerja
3.2.1 Uji Karbohidrat
3.2.1.1 Uji Molisch
1.      Menyediakan lima buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.      Ke dalam masing - masing tabung ditambahkan:
·         Tabung I          : menambahkan 2 ml glukosa 1%
·         Tabung II        : menambahkan 2 ml fruktosa 1%
·         Tabung III       : menambahkan 2 ml sukrosa (gula tebu) 1%
·         Tabung IV       : menambahkan 2 ml larutan kanji (amilum) 1%
·         Tabung V        : menambahkan 2 ml madu 50% dalam air.
3.      Ke dalam masing – masing tabung ditambahkan 2 tetes reagen Molisch (10% -naftol dalam etanol )
4.      Selanjutnya, dengan hati-hati menambahkan 2 ml H2SO4 melalui dinding tabung reaksi sehingga terbentuk suatu lapisan dalam tabung.
5.      Amati perubahan yang terjadi.
3.2.1.2 Uji Fehling
1.      Ambil 1 buah tabung reaksi, di isi dengan air suling.
2.      Tambahkan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml fehling B dalam tabung reaksi yang lain
3.      Campurkan tabung reaksi nomor satu dengan nomor dua.
4.      Bagi larutan no 3 menjadi tiga bagian (dalam tabung reaksi).
5.      Selanjutnya :
-          Tabung reaksi I     : + 2 ml glukosa 10 %
-          Tabung reaksi II    : + 2 ml sukrosa 10 %
-          Tabung reaksi III  : + 2 ml amilum 2 %
6.       Panaskan ketiga tabung reaksi di atas penangas air dengan suhu sekitar 600C, selama 10 menit.
7.      Amati perubahan warna yang terjadi
8.      Karohidrat mana yang mengandung gula pereduksi.

3.2.2 Uji Protein Dan Asam Amino
Empat larutan disiapkan oleh koass adalah : larutan putih telur, larutan susu, larutan ekstrak kaldu, dan larutan X. Ujilah keempat larutan tersebut dengan uji biuret, millon, xantoprotein, sakaguchi, dan Ninhidrin.
3.2.2.1 Reaksi Biuret
1.      Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.      Selanjutnya :
-          Tabung reaksi I : + 2 ml putih telur + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
-          Tabung reaksi II : + 2 ml larutan susu + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
-          Tabung reaksi III : + 2 ml ekstraks kaldu + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
-          Tabung reaksi IV : + 2 ml larutan madu + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
3.       Kocok tabung reaksi I-IV, dan amati apa yang terjadi.
3.2.2.2 Reaksi Millon
1.      Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.      Ke dalam masing –masing tabung :
-          masukkan 2 ml sampel seperti reaksi biuret di atas
-          ditambah 5 tetes pereaksi milllon.
-          Panaskan di atas penangas air selama 10 menit.
-          Dinginkan pada suhu kamar.
-          Tambah 5 tetes NaOH 0,15 M
-          Amati warna yang terjadi .
3.2.2.3 Reaksi Xantoprotein
1.      Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.      ke dalam masing-masing tabung :
- masukkan 0,5 ml sampel seperti reaksi biuret di atas
               - ditambah 0,5 ml HN03 pekat.
               - Amati apa yang terjadi.
               - Tambah NaOH hingga alkalis (tes dengan lakmus ).
               - Amati warna yang terjadi.
3.2.2.4 Reaksi Ninhidrin
1.      Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.      Ke dalam masing-masing tabung:
-          Masukkan 1 ml sampel seperti reaksi biuret di atas
-          Ditambah 5 tetes pereaksi Ninhidrin.
-          Didihkan selama 2 menit.
-          Amati warna yang terjadi.
3.2.2.5 Reaksi sakaguchi
1.       Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2.      Ke dalam mading-masing tabung:
-          Masukkan 3 ml sampel seperti reaksi biuret di atas
-          Ditambah 1 ml NaOH 10 M.
-          Ditambah 2 tetes -naftol 1% dan 4-5 tetes air bromin.
-          Amati warna yang terjadi.

                                   BAB IV
                                             HASIL PENGAMATAN

Uji Karbohidrat (Uji Molisch dan Fehling)
NO
Sampel / contoh
Hasil pengamatan
Hasil uji molisch
Hasil uji fehling
1
Glukosa
Tetap, tidak berubah
Berubah warna coklat
2
Fruktosa
Tetap , tidak berubah
-
3
Sukrosa
Tetap , tidak berubah
Berubah warna orange
4
Amilum
Terbentuk endapan setelah ditambah H2SO4
Berubah warna biru bening
5
Madu
Terjadi perubahan terbentuk lapisan setelah ditambah H2SO4
-

Protein dan Asam Amino
No
Uji
Putih telur
Madu
Susu
Kaldu
1
Biuret
Coklat
Hijau bening
ungu
hijau
2
Millon
Larutan bening  gumpalan endapan pink
Tidak ada perubahan
Tekstur padat gumpalan pink
Tidak ada perubahan
3
Xantoprotein
Perubahan warna dan terjadi endapan
Warna hijau kekuningan
Warna kebiru-biruan dan terjadi endapan
Warna hijau kekuningan
4
Ninhidrin
Sedikit merah muda
Ungu
Tetap putih
Kekuning - kuningan
5
Sakaguchi
Terdapat endapan
Lebih encer
Terdapat endapan dan warna keruh
Lebih padat


BAB V
PEMBAHASAN

Uji Karbohidrat ( uji molisch dan fehling)
       Pada uji karbohidrat percobaan yang pertama yaitu tentang uji molisch (uji karbohidrat) dengan menggunakan glukosa, sukrosa, fruktosa, amilum dan madu, yang dicampurkan dengan 2 tetes reagen molisch (10% α-naftol dalam etanol) dan ditambahkan dengan 2 ml H2SO4 sehingga mendapatkan hasil pada glukosa warna tetap tidak berubah , pada sukrosa warna tetap tidak berubah, pada  fruktosa warna tetap tidak berubah, pada amilum terbentuk endapan setelah ditambah H2SO4, dan pada madu terjadi perubahan terbentuk lapisan setelah ditambah H2SO4.
       Yang kedua yaitu tentang uji fehling dengan menggunakan glukosa, fruktosa, sukrosa, amilum, madu yang ditambahkan dengan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml larutan fehling B sehingga mendapatkan hasil pada glukosa terjadi perubahan warna menjadi coklat, pada fruktosa tidak mengalami perubahan warna, pada sukrosa mengalami perubahan warna menjadi orange, pada amilum terjadi perubahan warna menjadi biru bening, dan pada madu tidak terjadi perubahan warna. Hasil uji karbohidrat yang mengandung gula pereduksi adalah glukosa. Gula pereduksi adalah golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa – senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa.
Protein dan Asam Amino
            Percobaan protein dan asam amino yaitu tentang uji biuret dengan putih telur, madu, susu dan kaldu yang di campur 5 tetes CuSO4 0,05 M pada larutan putih telur berubah warna menjadi hijau, pada madu hasilnya tetap tidak mengalami perubahan warna, pada susu menghasilkan perubahan warna menjadi biru, dan pada kaldu menghasilkan perubahan warna menjadi hijau pekat. Kemudian ditambahkan 2 ml NaOH 10 M. Pada putih telur menghasilkan warna coklat, pada madu menghasilkan warna hijau bening, pada susu menghasilkan warna ungu, dan pada kaldu menghasilkan warna hijau. Pada uji biuret, larutan susu menunjukkan reaksi positif. Sehingga pada susu terdapat kandungan protein.
            Pada uji millon dengan putih telur, madu, susu, dan kaldu yang di campur 5 tetes CuSO4 0,05 M  dan 2 ml NaOH 10 M. Pada putih telur menghasilkan larutan bening dan terbentuk endapan berwarna pink, pada madu tidak terjadi perubahan , pada susu menghasilkan tekstur padat dan gumpalan berwarna pink, dan pada kaldu tidak terjadi perubahan. Pada percobaan uji millon tersebut tidak terdapat sampel yang mengandung protein dan asam amino.
            Pada percobaan selanjutnya yaitu uji xantoprotein dengan putih telur, madu, susu, dan kaldu yang di campur 5 tetes CuSO4 0,05 M  dan 2 ml NaOH 10 M. Pada putih telur menghasilkan perubahan warna dan terbentuk endapan, pada madu menghasilkan warna hijau kekuningan, pada susu menghasilkan warna kebiru-biruan dan terjadi endapan,  dan  pada kaldu menghasilkan warna hijau kekuningan. Pada percobaan xantoprotein terdapat sampel yang mengandung protein dan asam amino, karena terjadi endapan berwarna kekuningan.
            Selanjutnya yaitu uji ninhidrin dengan menggunakan putih telur, madu, susu, dan kaldu yang di campur 5 tetes CuSO4 0,05 M  dan 2 ml NaOH 10 M. Pada putih telur menghasilkan warna sedikit merah muda, pada kaldu menghasilkan warna kekuning- kuningan, pada susu warnanya tetap putih dan pada madu menghasilkan warna ungu. Pada uji tersebut, madu mengandung asam amino karena terjadi perubahan warna menjadi ungu . Sedangkan pada susu,kaldu dan putih telur  tidak mengandung asam amino.
            Dan yang terakhir yaitu uji Sakaguchi dengan menggunakan bahan yang sama yang dicampur 5 tetes CuSO4 0,05 M dan 1 ml NaOH 10 M ditambah dengan 2 tetes -naftol 1 % dan 4-5 tetes air bromin . pada putih telur menghasilkan endapan, pada madu menghasilkan larutannya menjadi lebih encer, pada susu menghasilkan perubahan warna menjadi keruh dan terdapat endapan, pada kaldu menghasilkan warna yang lebih pekat.
           
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Praktikan dapat menganalisis sifat fisis dan kimia molekul karbohidrat dan protein.
2.      Praktikan juga sudah dapat menghubungkan reaksi karbohidrat dan strukturnya.
3.      Praktikan dapat melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati.
6.2  Saran
Dalam melakukan praktikum kali ini para praktikan di tuntut serius dalam melakukan uji coba molekul agar hasil yang di dapatkan bagus. Jika terjadi kesulitan para praktikan di anjurkan menanyakan kepada coass agar di bimbing langsung. Dan juga dalam praktikum kali ini para praktikan di tuntut agar berhati-hati, agar tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat fatal bagi praktikan.



DAFTAR PUSTAKA

Bakti,Rivai. 2010. Biokimia Metabolisme Dan Bioenergitika. Bandung: Graha                          
              ilmu
Poedjiadi.1994. Kimia Organik Jilid1. Jakarta: Erlangga
Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta:Erlangga.
Yazid. 2006. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB





No comments:

Post Top Ad

Your Ad Spot