BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Molekul
hayati merupakan bagian reaksi kimia yang sangat penting bagi tubuh manusia, karena
berguna sebagai metabolisme dalam tubuh. Bagian-bagian penting dari molekul
hayati ialah karbohidrat, protein, dan lemak.
Karbohidrat
mempunyai bagian yang sangat luas, dan dapat di sederhanakan menjadi tiga
golongan yaitu: monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Semua bagian
karbohidrat tadi dapat larut di dalam air tetapi tidak larut dalam pelarut
organik. Contohnya alkohol. Ada beberapa reaksi yang digunakan untuk
mengidentifikasi adanya karbohidrat seperti larutan pekat dari asam kuat.
Uji mollisch dan uji fehling merupakan dua pengujian
dari sekian banyak pengujian dalam kimia ini untuk menguji kandungan
karbohidrat. Reaksi biuret, reaksi millon, reaksi xantoprotein, dan reaksi
ninhidrin merupakan pengujian dari sekian banyak pengujian dalam kimia ini
untuk menguji kandungan protein.
1.2
Tujuan
1. Menganalisis sifat fisis dan kimia molekul karbohidrat
dan protein.
2. Menghubungkan
reaksi karbohidrat dan strukturnya.
3. Melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan senyawa yang mengandung gugus fungsi keton
atau aldehid, dan gugus hidroksi. Ditinjau dari gugus fungsi yang diikat Aldosa:
karbohidrat yang mengikat gugus aldehid. Contoh: glukosa, galaktosa, ribose
- Ketosa: karbohIdrat yang mengikat
gugus keton. Contoh: fruktosa .Ditinjau
dari hasil hidrolisisnya Monosakarida: karbohidrat yang tidak dapat
dihidrolisis menjadi molekul-molekul karbohidrat yang lebih sederhana lagi.
Misalnya: glukosa, fruktosa, ribosa, galaktosa . Disakarida: karbohidrat yang
terbentuk dari kondensasi 2 molekul monosakarida. Misalnya: sukrosa (gula
tebu), laktosa (gula susu), dan maltosa (gula pati) (Riswiyanto, 2009).
Larutan fehling A adalah larutan CuSO4 dalam
air sedangkan larutan fehling B adalah larutan garam KN atartrat dan NaOH dalam
air. Dengan larutan gula 1%, pereaksi fehling menghasilkan endapan berwarna
merah bata, sedangkan apabila di gunakan larutan yang lebih encer misalnya
larutan glukosa 0,1% endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan. Pereaksi
benedict lebih banyak di gunakan untuk pemeriksaan glukkosa dalam urine daripada
pereaksi fehling karena beberapa alasan pereaksi ini terdiri atas larutan kupri
asetat dan asam asetat dalam air. Dan digunakan untuk membedakan anatara
monosakarida dan disakarida. Monosakarida dapat mereduksi lebih cepat dari pada
disakarida. Jadi Cu2O terbentuk lebih cepat oleh monosakarida dari pada oleh
disakarida ( Poedjiadi, 1994 ).
Protein berasal dari bahasa yunani yang
mengandung arti paling utama. Protein
merupakan senyawa kompleks yang berbentuk molekul tinggi. Yang merupakan dari polimerisasi atau polimer
dan monomer-monomer asam amino yang dihubungkan oleh satu asam lain dengan
ikatan peptida. Lipid merupakan senyawa
organik yang terdapat didalam dan tidak dapat larut dalam air. Namun lipid dapat larut didalam organik
ataupun senyawa organik polar seperti hidrokarbon yang bersifat plastis atau
mudah di bentuk. Ada beberapa golongan
lipid yaitu gliserol (gliserida) yang terbentuk dari ester gliserol dan asam
lemak (asam karbosilat). Sedangkan pada
suhu kamar lemak memiliki alkil tak jenuh.
(Rivai, 2010).
BAB
III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
Alat
yang digunakan
-
Botol semprot
-
Gelas piala 100 ml
-
Gelas ukur 10 ml dan 25 ml
-
Pipet tetes
-
Erlemeyer 250 ml
-
Tabung reaksi + rak
-
Penjepit tabung reaksi
-
Pipet volume 5 ml
-
Pemanas air
-
Gelas piala 1000 ml/500 ml
-
Kompor listrik/kompor gas
3.1.2
Bahan
yang digunakan
-
Reagen ninhidrin
-
NaOH 10 M
-
Fruktosa
-
α-naftol
-
Etanol
-
Amilum
-
Madu
-
Reagen molish
-
HNO3
-
H2SO4
-
Reagen millon
-
Fehling
-
NaNO2 0,15 M
-
Fehling B
-
CuSO4
-
Air bromin
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Uji Karbohidrat
3.2.1.1 Uji Molisch
1. Menyediakan
lima buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Ke
dalam masing - masing tabung ditambahkan:
·
Tabung I :
menambahkan 2 ml glukosa 1%
·
Tabung II : menambahkan 2 ml fruktosa 1%
·
Tabung III : menambahkan 2 ml sukrosa (gula tebu) 1%
·
Tabung IV : menambahkan 2 ml larutan kanji (amilum) 1%
·
Tabung V :
menambahkan 2 ml madu 50% dalam air.
3. Ke
dalam masing – masing tabung ditambahkan 2 tetes reagen Molisch (10%
-naftol dalam etanol )
4. Selanjutnya,
dengan hati-hati menambahkan 2 ml H2SO4 melalui dinding
tabung reaksi sehingga terbentuk suatu lapisan dalam tabung.
5. Amati
perubahan yang terjadi.
3.2.1.2 Uji Fehling
1. Ambil
1 buah tabung reaksi, di isi dengan air suling.
2. Tambahkan
1 ml larutan fehling A dan 1 ml fehling B dalam tabung reaksi yang lain
3. Campurkan
tabung reaksi nomor satu dengan nomor dua.
4. Bagi
larutan no 3 menjadi tiga bagian (dalam tabung reaksi).
5. Selanjutnya
:
-
Tabung reaksi I : + 2 ml glukosa 10 %
-
Tabung reaksi II : + 2 ml sukrosa 10 %
-
Tabung reaksi III : + 2 ml amilum 2 %
6. Panaskan ketiga tabung reaksi di atas penangas
air dengan suhu sekitar 600C, selama 10 menit.
7. Amati
perubahan warna yang terjadi
8. Karohidrat
mana yang mengandung gula pereduksi.
3.2.2 Uji Protein Dan Asam Amino
Empat
larutan disiapkan oleh koass adalah : larutan putih telur, larutan susu,
larutan ekstrak kaldu, dan larutan X. Ujilah keempat larutan tersebut dengan
uji biuret, millon, xantoprotein, sakaguchi, dan Ninhidrin.
3.2.2.1 Reaksi Biuret
1. Siapkan
empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Selanjutnya
:
-
Tabung reaksi I : + 2 ml putih telur + 5
tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
-
Tabung reaksi II : + 2 ml larutan susu +
5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
-
Tabung reaksi III : + 2 ml ekstraks
kaldu + 5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
-
Tabung reaksi IV : + 2 ml larutan madu +
5 tetes CuSO4 0,05 M + 2 ml NaOH 10 M
3. Kocok tabung reaksi I-IV, dan amati apa yang
terjadi.
3.2.2.2 Reaksi Millon
1. Siapkan
empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Ke
dalam masing –masing tabung :
-
masukkan 2 ml sampel seperti reaksi
biuret di atas
-
ditambah 5 tetes pereaksi milllon.
-
Panaskan di atas penangas air selama 10
menit.
-
Dinginkan pada suhu kamar.
-
Tambah 5 tetes NaOH 0,15 M
-
Amati warna yang terjadi .
3.2.2.3 Reaksi Xantoprotein
1. Siapkan
empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. ke
dalam masing-masing tabung :
-
masukkan 0,5 ml sampel seperti reaksi biuret di atas
- ditambah 0,5 ml HN03 pekat.
- Amati apa yang terjadi.
- Tambah NaOH hingga alkalis
(tes dengan lakmus ).
- Amati warna yang terjadi.
3.2.2.4 Reaksi Ninhidrin
1. Siapkan
empat tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Ke
dalam masing-masing tabung:
-
Masukkan 1 ml sampel seperti reaksi
biuret di atas
-
Ditambah 5 tetes pereaksi Ninhidrin.
-
Didihkan selama 2 menit.
-
Amati warna yang terjadi.
3.2.2.5 Reaksi sakaguchi
1. Siapkan empat tabung reaksi yang bersih dan
kering.
2. Ke
dalam mading-masing tabung:
-
Masukkan 3 ml sampel seperti reaksi
biuret di atas
-
Ditambah 1 ml NaOH 10 M.
-
Ditambah 2 tetes
-naftol 1% dan 4-5 tetes air bromin.
-
Amati warna yang terjadi.
BAB IV
HASIL
PENGAMATAN
Uji
Karbohidrat (Uji Molisch dan Fehling)
NO
|
Sampel
/ contoh
|
Hasil
pengamatan
|
|
Hasil uji molisch
|
Hasil uji fehling
|
||
1
|
Glukosa
|
Tetap, tidak berubah
|
Berubah warna coklat
|
2
|
Fruktosa
|
Tetap , tidak berubah
|
-
|
3
|
Sukrosa
|
Tetap , tidak berubah
|
Berubah warna orange
|
4
|
Amilum
|
Terbentuk endapan setelah
ditambah H2SO4
|
Berubah warna biru bening
|
5
|
Madu
|
Terjadi perubahan terbentuk
lapisan setelah ditambah H2SO4
|
-
|
Protein
dan Asam Amino
No
|
Uji
|
Putih
telur
|
Madu
|
Susu
|
Kaldu
|
1
|
Biuret
|
Coklat
|
Hijau
bening
|
ungu
|
hijau
|
2
|
Millon
|
Larutan
bening gumpalan endapan pink
|
Tidak
ada perubahan
|
Tekstur
padat gumpalan pink
|
Tidak
ada perubahan
|
3
|
Xantoprotein
|
Perubahan
warna dan terjadi endapan
|
Warna
hijau kekuningan
|
Warna
kebiru-biruan dan terjadi endapan
|
Warna
hijau kekuningan
|
4
|
Ninhidrin
|
Sedikit
merah muda
|
Ungu
|
Tetap
putih
|
Kekuning
- kuningan
|
5
|
Sakaguchi
|
Terdapat
endapan
|
Lebih
encer
|
Terdapat
endapan dan warna keruh
|
Lebih
padat
|
BAB
V
PEMBAHASAN
Uji Karbohidrat ( uji molisch dan
fehling)
Pada uji karbohidrat percobaan yang
pertama yaitu tentang uji molisch (uji karbohidrat) dengan menggunakan glukosa,
sukrosa, fruktosa, amilum dan madu, yang dicampurkan dengan 2 tetes reagen
molisch (10% α-naftol dalam etanol) dan ditambahkan dengan 2 ml H2SO4
sehingga mendapatkan hasil pada glukosa warna tetap tidak berubah , pada
sukrosa warna tetap tidak berubah, pada fruktosa warna tetap tidak berubah, pada
amilum terbentuk endapan setelah ditambah H2SO4, dan pada
madu terjadi perubahan terbentuk lapisan setelah ditambah H2SO4.
Yang kedua yaitu tentang uji fehling dengan
menggunakan glukosa, fruktosa, sukrosa, amilum, madu yang ditambahkan dengan 1
ml larutan fehling A dan 1 ml larutan fehling B sehingga mendapatkan hasil pada
glukosa terjadi perubahan warna menjadi coklat, pada fruktosa tidak mengalami
perubahan warna, pada sukrosa mengalami perubahan warna menjadi orange, pada
amilum terjadi perubahan warna menjadi biru bening, dan pada madu tidak terjadi
perubahan warna. Hasil uji karbohidrat yang mengandung gula pereduksi adalah
glukosa. Gula pereduksi adalah golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi
senyawa – senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa.
Protein dan Asam Amino
Percobaan protein dan asam amino yaitu
tentang uji biuret dengan putih telur, madu, susu dan kaldu yang di campur 5
tetes CuSO4 0,05 M pada larutan putih telur berubah warna menjadi
hijau, pada madu hasilnya tetap tidak mengalami perubahan warna, pada susu
menghasilkan perubahan warna menjadi biru, dan pada kaldu menghasilkan
perubahan warna menjadi hijau pekat. Kemudian ditambahkan 2 ml NaOH 10 M. Pada
putih telur menghasilkan warna coklat, pada madu menghasilkan warna hijau
bening, pada susu menghasilkan warna ungu, dan pada kaldu menghasilkan warna
hijau. Pada uji biuret, larutan susu menunjukkan reaksi positif. Sehingga pada
susu terdapat kandungan protein.
Pada uji millon dengan putih telur,
madu, susu, dan kaldu yang di campur 5 tetes CuSO4 0,05 M dan 2 ml NaOH 10 M. Pada putih telur
menghasilkan larutan bening dan terbentuk endapan berwarna pink, pada madu
tidak terjadi perubahan , pada susu menghasilkan tekstur padat dan gumpalan
berwarna pink, dan pada kaldu tidak terjadi perubahan. Pada percobaan uji
millon tersebut tidak terdapat sampel yang mengandung protein dan asam amino.
Pada percobaan selanjutnya yaitu uji
xantoprotein dengan putih telur, madu, susu, dan kaldu yang di campur 5 tetes
CuSO4 0,05 M dan 2 ml NaOH 10
M. Pada putih telur menghasilkan perubahan warna dan terbentuk endapan, pada madu
menghasilkan warna hijau kekuningan, pada susu menghasilkan warna kebiru-biruan
dan terjadi endapan, dan pada kaldu menghasilkan warna hijau
kekuningan. Pada percobaan xantoprotein terdapat sampel yang mengandung protein
dan asam amino, karena terjadi endapan berwarna kekuningan.
Selanjutnya yaitu uji ninhidrin dengan
menggunakan putih telur, madu, susu, dan kaldu yang di campur 5 tetes CuSO4
0,05 M dan 2 ml NaOH 10 M. Pada putih
telur menghasilkan warna sedikit merah muda, pada kaldu menghasilkan warna
kekuning- kuningan, pada susu warnanya tetap putih dan pada madu menghasilkan
warna ungu. Pada uji tersebut, madu mengandung asam amino karena terjadi
perubahan warna menjadi ungu . Sedangkan pada susu,kaldu dan putih telur tidak mengandung asam amino.
Dan yang terakhir yaitu uji
Sakaguchi dengan menggunakan bahan yang sama yang dicampur 5 tetes CuSO4
0,05 M dan 1 ml NaOH 10 M ditambah dengan 2 tetes
-naftol 1 % dan 4-5 tetes air bromin .
pada putih telur menghasilkan endapan, pada madu menghasilkan larutannya
menjadi lebih encer, pada susu menghasilkan perubahan warna menjadi keruh dan
terdapat endapan, pada kaldu menghasilkan warna yang lebih pekat.
BAB VI
PENUTUP
6.1
Kesimpulan
Dari
hasil praktikum kali ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Praktikan
dapat menganalisis sifat fisis dan kimia molekul karbohidrat dan protein.
2. Praktikan
juga sudah dapat menghubungkan reaksi karbohidrat dan strukturnya.
3. Praktikan
dapat melakukan uji sederhana terhadap molekul hayati.
6.2
Saran
Dalam
melakukan praktikum kali ini para praktikan di tuntut serius dalam melakukan
uji coba molekul agar hasil yang di dapatkan bagus. Jika terjadi kesulitan para
praktikan di anjurkan menanyakan kepada coass agar di bimbing langsung. Dan
juga dalam praktikum kali ini para praktikan di tuntut agar berhati-hati, agar
tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat fatal bagi praktikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Bakti,Rivai.
2010. Biokimia Metabolisme Dan
Bioenergitika. Bandung: Graha
ilmu
Poedjiadi.1994. Kimia Organik Jilid1. Jakarta:
Erlangga
Riswiyanto. 2009. Kimia
Organik. Jakarta:Erlangga.
Yazid. 2006. Pengantar Kimia
Organik dan Hayati. Bandung: ITB
No comments:
Post a Comment