BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Larutan yang mengandung dua komponen yaitu zat terlarut dan
pelarut disebut sebagai larutan biner.Kemampuan pelarut melarutkan zat terlarut
pada suatu suhu mempunyai batas tertentu. Larutan dengan jumlah maksimum zat
terlarut pada temperature tertentu disebut sebagai larutan jenuh. Sebelum
mencapai titik jenuh, larutan disebut larutan tidak jenuh. Namun kadang- kadang
dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada
yang seharusnya dapat larut dalam pelarut tersebut pada suhu tertentu, larutan
yang mempunyai kondisi seperti ini dikatakan sebagai larutan lewat jenuh. Fase larutan
dapat berwujud gas,padat dan cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat
misalnya perunggu,amalgam,dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air
laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain.
1.2 Tujuan
1.2.1
Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan
1.2.2
Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pembuatan larutan dengan cara
mengencerkan proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi
tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih
besar.jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan,kadang-kadang
sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam
sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman,asam sulfat pekat
yang harus dimasukkan kedalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan
kedalam sulfat pekat,panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika
kita berada didekatnya, percikan asam sulfat ini dapat merusak kulit
(Brady,1999).
Konsentrasi larutan diperlukan untuk mengetahui komponen-komponen dari
larutan, dimana pada konsentrasi larutan ini menyatakan kualitas zat pelarut
(larutan), sehingga konsentrasi larutan harus menyatakan butir-butir
standarisasi yang digunakan untuk zat terlarut. Unsur pH, serta konsentrasi
pada zat terlarut dan pelarut sangatlah berpengaruh terhadap pembuatan larutan
dan standarisasinya (Coles, 1996).
Untuk menyatakan komposisi
larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan
sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan laruatan tau pelarut,dinyatakan
dalam satuan volume,zat terlarut dalam sejumlah molekul,tertentu dari pelarut.
Berdasarkan ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi
mol,molaritas,molalitas,normalitas,ppm serta persen volume (Baroroh,2004).
Larutan didefinisikan sebagai
campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang
komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan
atau padatan. Larutan encer adalah
larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat
adalah larutan yang mengandung sebagian besar
solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut)adalah medium dalam mana solute
terlarut (Baroroh, 2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan yaitu : temperatur,sifat pelarut,efek ion sejenis,efek ion berlainan,ph,hidrolisis,pengaruh
kompleks dan lain-lain (Khopkar,2003).
Larutan non ideal deviasi negatif terjadi bila gaya tarik menarik antara
molekul yang berbeda lebih besar dari pada gaya taik menarik antar molekul yang
sama. Sehingga sulit menguap dari keadaan murninya. Hasilnya tekanan uap dari
larutannya lebih kecil dari hukum Raolt dan terjadi deviasi negatif. Akibatnya
proses pembentukan larutannya melepas panas (eksoterm) (Yazid Ekstien,2005).
Saat
berbicara masalah larutan, kita pasti berbicara juga tentang pelarut, dimana
jumlahnya lebih besar dan solut atau zat terlarut yang jumlahnya lebih kecil.
Hal ini sudah biasa namun tidak selalu dapat diikuti, kadang pelarutnya
mempunyai jumlah lebih kecil dari terlarutnya dalam beberapa kasus. Larutan H2SO4 contoh
dari kasus ini. Kita menemukan bahwa air sebagai pelarut walaupun kuantitasnya
kurang dari H2SO4(Rivai, 1995).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Ø Pipet ukur
Ø Pipet gondok
Ø Neraca analitik
Ø Botol semprot
Ø Kaca arloji
Ø Labu ukur
Ø Bola hisap
Ø Sikat tabung
reaksi
Ø Corong
Ø H2SO4
Ø NaCl
Ø NaOH
Ø Etanol
Ø KIO3
Ø HCl
Ø Asam oksalat
Ø Urea
3.2 Cara Kerja
3.2.1
Membuat Larutan NaCl 1 %
Ditimbang
sebanyak 0,5 gram NaCl dengan Neraca Analitik, kemudian dilarutkan dengan
aquades di dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.2
Membuat Larutan Etanol 5%
Dipipet
sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam
labu ukur 50 ml. Tambahkan aquades sampai tanda batas. Kocok sampai homogen.
3.2.3
Membuat Larutan 0,01 M KIO3 ( Mr. 214 gram/mol )
Ditimbang
sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan Neraca Analitik, kemudian
dimasukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml dan dilarutkan ke dalam aquades sampai
tanda batas.
3.2.4
Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr.98 gram/mol)
Di
pipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet
ukur,kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda
batas.
Ø Labu ukur 50 ml diisi terlebih
dahulu dengan aquades,kira-kira 25 ml, selanjutnya ditambahkan lagi dengan
aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini juga berlaku untuk membuat larutan
asam kuat dan basa kuat yang lain.
3.2.5
Membuat Larutan 0,1 N HCl ( Mr. 36,5 gram/mol )
Dipipet
sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades
dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.6 Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat
( Mr. H2C2O4. 2H2O. 126 gram/mol )
Ditimbang
0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
3.2.7 Membuat
Larutan 1 N NaOH ( Mr, 40 gram/mol )
Ditimbang
0.2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai
tanpa batas.
3.2.8 Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen ( N2 )
dalam Urea ( Mr. CO(NH2)2 60 gram/mol )
Ditimbang
0,1086 gram urea dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades
dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
BAB IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
1. Membuat Larutan NaCl 1%
Ditimbang sebanyak 0,5 gram
Nacl dengan neraca analitik. Kemudian dilarutkan dengan aquades di
dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
2. Membuat Larutan etanol 5%
Dipipet sebanyak 50 ml
larutan absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam labu
ukur 50 ml dan diencerkan dengan aquades sampai tanda batas.
3. Membuat Larutan 0,01 M KIO3 (Mr.214
gram/mol)
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan
neraca analitik, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml,di larutkan
dengan aquades tanda batas.
4. Membuat Larutan 0,1 M H2SO4 (Mr.98
gram/mol)
Ditimbang sebanyak 0,5 ml
H2SO4 dengan dengan pipet ukur. Kemudian diencerkan
ke dalam aquades di dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
5. Membuat Larutan 0,1 N HCL
(Mr.36,5 gram.mol)
Dipipet sebanyak 0,415 ml
HCl 37% dengan pipet ukur kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu
ukur 50 ml sampai tanda batas.
6. Membuat Larutan 0,1 N asam
oksalat (Mr.H2C2O4.2 H2O.126
gram/mol)
Ditimbang 0,3151 gram
asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu
ukur 50 ml sampai tanda batas
7. Membuat larutan 1 N
NaOH (Mr.40 gram/mol)
Ditimbang sebanyak 0,2 gram
asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam
labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
8.
Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr.urea
60 gram/mol)
Ditimbang 0,1086 gram
urea dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu
ukur 50 ml sampai tanda batas.
4.2 Pembahasan
Dari hasil perhitungan yang didapati, kami tidak dapat membandingkan dengan
literatur lainnya, karena ketidaktersediaannya literatur yang membahas lengkap
mengenai pembuatan larutan tersebut satu per satu. Akan tetapi di sini kami
mendapati hasil yang tidak jauh berbeda dari Buku Penuntun Prakikum sendiri.
Hanya, apabila terdapat kekeliruan, semata-mata faktor human error atau
kesalahan pada saat perhitungan itu sendiri yang dilakukan praktikan.
1. Membuat Larutan NaCl 1%
% W/V
= gram zat terlarut * 100 %
ml larutan
1% = gram zat
terlarut *100%
= 50 ml
100 gram= 50
= 50 / 100
= 0,5 gram
2. Membuat Larutan Etanol 5%
% V/V
= ml zat terlarut * 100%
ml larutan
5% = ml zat
*100%
50
100 ml = 250
ml
= 2,5 ml
3. Membuat larutan 0,01 M KIO3
M
= ___gram zat terlarut
_
Mr zat terlarut x liter larutan
0,01
M = __gram terlarut_
214 x 0,05 l
gram = 0,107
gram
4. Membuat Larutan 0,1 M H2SO4
0,5 x
1,303 = 0,6515 gram
M = 0,6515 = 0.6515
= 0,13 gram 98 x 0,05
4,9
5. Membuat Larutan 0,1 N HCl
N = mol ekivalen zat terlarut
( Ek )
Ek = Gram zat terlarut
volume larutan
BE
BE
= Mr /
n
37 / 100 x 0,415 = 0,15355 gram
= 36,5 / 1 = 36,5
Ek
= 0,15355 gram =
0,0042
N = 0,0042 = 0,08 N
36,5
0,05
6. Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat
BE = 126 /
2 = 63
EK = 0,3151 / 63 = 0,005
N = 0,005 / 0,05 = 0,1
7. Membuat Larutan 1 N NaOH
BE = 40 / 10 = 4
Ek = 0,2 / 4 = 0,05
N = 0,05 / 0,05 = 1
8. Membuat Larutan 1000 ppm N2 dalam
Urea
ppm = 0,1086 x 106
50 gram
ppm = 2172 / gram
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
v
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut didalam sejumlah larutan
tertentu. Berbagai macam satuan konsentrasi larutan dapat digunakan untuk
menjelaskan secara kuantitatif jumlah relatif zat terlarut dan pelarut. Bebagai
satuan konsentrasi larutan yaitu : persen berat ( % w/w),persen volume ( %
v/v),persen berat pervolume ( % w/v ),part permillion (ppm) dan part pernillion
(ppb),fraksi mol (Fx),molaritas (M),molalitas (m), dan normalitas (N).
v
Pembuatan larutan dari bahan zat padat dan bahan cair
dengan berbagai konsentrasi dapat dilakukan dengan perlakuan secara langsung
dengan pelarutnya yang sesuai. Konsentrasi dari larutan dapat dinyatakan dengan
bermacam-macam cara, seperti massa zat terlarut dalam sejumlah massa pelarut
atau larutan massa zat terlarut dalam sejumlah volume larutan.
5.2 Saran
Praktikan harus lebih tertib lagi dalam mengikuti
praktikum, agar suasana praktikum lebih kondusif dan juga
pratikan harus teliti pada saat pratikum karena alat dan bahan yang digunakan
dalam laboratorium ada yang sifatya berbahaya. Perlengkapan untuk praktikum
seharusnya dapat dipersiapkan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Brady,James E.1994.kimia Universitas edisi kelima jilid pertama.Jakarta:Erlangga
Coles. 1996. Kimia Untuk
Universitas. Jakarta:Rineka Cipta
Gunawan,Adi dan Roeswati.2004.Tangkas Kimia.Surabaya:Kartika
Hiskia,Achmad.1996.Kimia Larutan.Bandung:PT Citra Aditya
Bakti
Jhon dan Rachmawati.2011.Chemistry 3A.Jakarta:Erlangga
Khopkar.2008.Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta:UI-Press
Rivai,
H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI Press
TUGAS
1) 80 gram H2SO4 dilarutkan
dengan 120 gram air.
Dik
: Mr. H2SO4 98 gram /
mol Mr. air ( H2O
) 18 gram / mol
BJ
H2SO4 1303 gram /
ml
BJ Air 1 gram / ml
Konsentrasi
H2SO4 100 %
Mr.
air 18
a)
Persen Berat = masa zat
terlarut x 100% = 80 x 100%
Massa
pelarut
120
= 8000 / 120%
=
66,69 %
b)
Molalitas ( m ) = mol zat terlarut
= 98 gram /
mol kg pelarut
0,12
kg
= 816,67 mol / 1000 gram
c)
Molaritas ( M ) = mol zat terlarut
Liter
larutan
V terlarut = 80 gram / 1,303 gram / ml = 61,39 ml
V pelarut = 120 gram / 1 gram / ml = 120 ml
V larutan = 181,39 ml = 0,18139 l
M
= 98 mol = 540,27 mol / l
0,18139 l
d)
Fraksi Mol zat terlarut
Mol
terlarut =
0,816
Mol pelarut = 6,67
X = jumlah mol terlarut
= 0,816 = 0,109
jumlah mol
larutan 7,48
X = Jumlah mol pelarut
= 6,67 = 0,89
jumlah
mol larutan 7,48
2) Lengkapilah Tabel Dibawah ini
Zat
Terlarut
|
Gram
Zat
Terlarut
|
Mol
Zat
Terlarut
|
Volume
Larutan
|
Molaritas
|
NaNO3
|
25
|
A. 0,29 mol
|
B. 0,2416 l
|
1,2
|
NaNO3
|
C. 31,28 gram
|
D. 0, 368 mol
|
16
liter
|
0,023
|
KBr
|
91
|
E. 0,76 mol
|
450
ml
|
F. 1,699mol / l
|
KBr
|
G. 49,98 gram
|
0,42
|
H. 0, 233 l
|
1,8
|
A. Mol zat terlarut = gram / Mr
= 25 / 85
= 0,29 mol
B.
M = mol zat terlarut
Liter larutan
1,2 = 0,29
liter larutan
Liter larutan = 0,29 / 1,2
= 0,2416 l
C.
Mol = massa zat terlarut
Mr
0,368 = massa terlarut / 85
massa terlarut = 85x0.368
= 31,28 gram
D.
M = mol zat terlarut
Liter larutan
0,023 = mol / 16
mol = 16x0.023
= 0,368
E.
Mol zat terlarut = gr / mr
= 91 / 119 = 0,76 mol
F.
M = Mol zat terlarut
Liter larutan
= 0, 76 mol / 0,45 l = 1,699 mol / l
G.
Mol zat terlarut = gram zat terlarut
Mr
0,42 = Gram terlarut / 119
gram terlarut = 119x0.42
= 49,98 gram
H.
M = mol zat terlarut
Liter larutan
1,8 = 0,42 / liter larutan
liter
larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 233 l
No comments:
Post a Comment