01 March 2017

PRAKTIKUM KIMIA PEMBUATAN LARUTAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang


            Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan istilah larutan. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antar dua zat atau lebih,yang memiliki komposisi serba sama diseluruh bagian volumnya.suatu larutan terdiri dari satu atau lebih zat terlarut dan pelarut.secara umum zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit,sebaliknya,zat pelarut ialah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak. Suatu larutan disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Dan disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan,bahkan menggunakan mikroskop optis sekalipun.
     Larutan yang mengandung dua komponen yaitu zat terlarut dan pelarut disebut sebagai larutan biner.Kemampuan pelarut melarutkan zat terlarut pada suatu suhu mempunyai batas tertentu. Larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperature tertentu disebut sebagai larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh, larutan disebut larutan tidak jenuh. Namun kadang- kadang dijumpai suatu keadaan dengan zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada yang seharusnya dapat larut dalam pelarut tersebut pada suhu tertentu, larutan yang mempunyai kondisi seperti ini dikatakan sebagai larutan lewat jenuh. Fase larutan dapat berwujud gas,padat dan cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu,amalgam,dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain.

1.2   Tujuan
1.2.1        Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan
1.2.2        Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
        Pembuatan larutan dengan cara mengencerkan proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan,kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman,asam sulfat pekat yang harus dimasukkan kedalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan kedalam sulfat pekat,panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada didekatnya, percikan asam sulfat ini dapat merusak kulit (Brady,1999).
      Konsentrasi larutan diperlukan untuk mengetahui komponen-komponen dari larutan, dimana pada konsentrasi larutan ini menyatakan kualitas zat pelarut (larutan), sehingga konsentrasi larutan harus menyatakan butir-butir standarisasi yang digunakan untuk zat terlarut. Unsur pH, serta konsentrasi pada zat terlarut dan pelarut sangatlah berpengaruh terhadap pembuatan larutan dan standarisasinya (Coles, 1996).
      Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan laruatan tau pelarut,dinyatakan dalam satuan volume,zat terlarut dalam sejumlah molekul,tertentu dari pelarut. Berdasarkan ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol,molaritas,molalitas,normalitas,ppm serta persen volume (Baroroh,2004).
    Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut)adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
     Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu : temperatur,sifat pelarut,efek ion sejenis,efek ion berlainan,ph,hidrolisis,pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar,2003).
     Larutan non ideal deviasi negatif terjadi bila gaya tarik menarik antara molekul yang berbeda lebih besar dari pada gaya taik menarik antar molekul yang sama. Sehingga sulit menguap dari keadaan murninya. Hasilnya tekanan uap dari larutannya lebih kecil dari hukum Raolt dan terjadi deviasi negatif. Akibatnya proses pembentukan larutannya melepas panas (eksoterm) (Yazid Ekstien,2005).
    Saat berbicara masalah larutan, kita pasti berbicara juga tentang pelarut, dimana jumlahnya lebih besar dan solut atau zat terlarut yang jumlahnya lebih kecil. Hal ini sudah biasa namun tidak selalu dapat diikuti, kadang pelarutnya mempunyai jumlah lebih kecil dari terlarutnya dalam beberapa kasus. Larutan H2SO4 contoh dari kasus ini. Kita menemukan bahwa air sebagai pelarut walaupun kuantitasnya kurang dari H2SO4(Rivai, 1995).

BAB III
METODOLOGI
3.1      Alat dan Bahan
Ø  Pipet ukur                     
Ø  Pipet gondok
Ø  Neraca analitik
Ø  Botol semprot
Ø  Kaca arloji
Ø  Labu ukur
Ø  Bola hisap
Ø  Sikat tabung reaksi
Ø  Corong
Ø  H2SO4
Ø  NaCl
Ø  NaOH
Ø  Etanol
Ø  KIO3
Ø  HCl
Ø  Asam oksalat
Ø  Urea

3.2  Cara Kerja
      3.2.1   Membuat Larutan NaCl 1 %
Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan Neraca Analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.

     3.2.2   Membuat Larutan Etanol 5%
Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml. Tambahkan aquades sampai tanda batas. Kocok sampai homogen.

    3.2.3   Membuat Larutan 0,01 M KIO3 ( Mr. 214 gram/mol )
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan Neraca Analitik, kemudian dimasukkan ke dalam Labu Ukur 50 ml dan dilarutkan ke dalam aquades sampai tanda batas.

      3.2.4 Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr.98 gram/mol)
Di pipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur,kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
Ø  Labu ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades,kira-kira 25 ml, selanjutnya ditambahkan lagi dengan aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini juga berlaku untuk membuat larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.

     3.2.5   Membuat Larutan 0,1 N HCl ( Mr. 36,5 gram/mol )
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam Labu Ukur 50 ml sampai tanda batas.

3.2.6   Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat ( Mr. H2C2O4. 2H2O. 126 gram/mol )
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.


      3.2.7 Membuat Larutan 1 N NaOH ( Mr, 40 gram/mol )
Ditimbang 0.2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanpa batas.

3.2.8   Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen ( N2 ) dalam Urea ( Mr. CO(NH2)60 gram/mol )
Ditimbang 0,1086 gram urea dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

   
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
1.    Membuat Larutan NaCl 1%
    Ditimbang sebanyak 0,5 gram Nacl dengan neraca analitik. Kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

2.    Membuat Larutan etanol 5%
   Dipipet sebanyak 50 ml larutan absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan diencerkan dengan aquades sampai tanda batas.

3.   Membuat Larutan 0,01 M KIO3 (Mr.214 gram/mol)
    Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca analitik, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml,di larutkan dengan aquades tanda batas.

4.   Membuat Larutan 0,1 M H2SO(Mr.98 gram/mol)
   Ditimbang sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan dengan pipet ukur. Kemudian diencerkan ke dalam aquades di dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

5.   Membuat Larutan 0,1 N HCL (Mr.36,5 gram.mol)   
   Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

6.    Membuat Larutan 0,1 N asam oksalat (Mr.H2C2O4.2 H2O.126 gram/mol)
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas

7.   Membuat larutan 1 N NaOH (Mr.40 gram/mol)
     Ditimbang sebanyak 0,2 gram asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

  8.      Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen  (N2) (Mr.urea 60 gram/mol)
     Ditimbang 0,1086 gram urea dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

4.2 Pembahasan
Dari hasil perhitungan yang didapati, kami tidak dapat membandingkan dengan literatur lainnya, karena ketidaktersediaannya literatur yang membahas lengkap mengenai pembuatan larutan tersebut satu per satu. Akan tetapi di sini kami mendapati hasil yang tidak jauh berbeda dari Buku Penuntun Prakikum sendiri. Hanya, apabila terdapat kekeliruan, semata-mata faktor human error atau kesalahan pada saat perhitungan itu sendiri yang dilakukan praktikan. 
1.         Membuat Larutan NaCl 1%
% W/V   = gram zat terlarut  * 100 %
                                  ml larutan
            1%          = gram zat terlarut   *100%
                           =  50 ml
            100 gram= 50
                           = 50 / 100
                           = 0,5 gram

2.      Membuat Larutan Etanol 5%
% V/V    = ml zat terlarut   * 100%
                                 ml larutan
            5%          = ml zat   *100%
                                 50
            100 ml    = 250
ml           = 2,5 ml

3.      Membuat larutan 0,01 M KIO3
M            =       ___gram zat terlarut    _       
                     Mr  zat terlarut x liter larutan
0,01 M    =       __gram terlarut_
                                        214 x 0,05 l
            gram       =       0,107 gram

4.      Membuat Larutan 0,1 M H2SO4
0,5 x 1,303      = 0,6515 gram
M =  0,6515    0.6515   =  0,13 gram 98 x 0,05 
                                          4,9
5.      Membuat Larutan 0,1 N HCl
      N        = mol ekivalen zat terlarut ( Ek )             Ek = Gram zat terlarut
                                volume larutan                                          BE    
BE     = Mr / n                                             37 / 100 x 0,415 = 0,15355  gram
                                                                                                               
           = 36,5 / 1 = 36,5
Ek      = 0,15355 gram  =  0,0042                      N =     0,0042   =  0,08 N
                          36,5                                                              0,05

6.      Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat
      BE     = 126 / 2          = 63
      EK     = 0,3151 / 63    = 0,005
       N       = 0,005 / 0,05   = 0,1

7.      Membuat Larutan 1 N NaOH
       BE    = 40 / 10       = 4
       Ek     = 0,2 / 4        = 0,05
        N      = 0,05 / 0,05 = 1

8.      Membuat Larutan 1000 ppm N2 dalam Urea
      ppm =   0,1086   x 10
                 50 gram
      ppm = 2172 / gram


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
v    Konsentrasi larutan adalah  jumlah zat terlarut didalam sejumlah larutan tertentu. Berbagai macam satuan konsentrasi larutan dapat digunakan untuk menjelaskan secara kuantitatif jumlah relatif zat terlarut dan pelarut. Bebagai satuan konsentrasi larutan yaitu : persen berat ( % w/w),persen volume ( % v/v),persen berat pervolume ( % w/v ),part permillion (ppm) dan part pernillion (ppb),fraksi mol (Fx),molaritas (M),molalitas (m), dan normalitas (N).
v    Pembuatan larutan dari bahan zat padat dan bahan cair dengan berbagai konsentrasi dapat dilakukan dengan perlakuan secara langsung dengan pelarutnya yang sesuai. Konsentrasi dari larutan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam cara, seperti massa zat terlarut dalam sejumlah massa pelarut atau larutan massa zat terlarut dalam sejumlah volume larutan.



5.2 Saran
         Praktikan  harus lebih tertib lagi dalam mengikuti praktikum, agar suasana praktikum lebih kondusif dan juga pratikan harus teliti pada saat pratikum karena alat dan bahan yang digunakan dalam laboratorium ada yang sifatya berbahaya. Perlengkapan untuk praktikum seharusnya dapat dipersiapkan lebih baik lagi.


DAFTAR  PUSTAKA

Brady,James E.1994.kimia Universitas edisi kelima jilid pertama.Jakarta:Erlangga

Coles. 1996. Kimia Untuk Universitas. Jakarta:Rineka Cipta

Gunawan,Adi dan Roeswati.2004.Tangkas Kimia.Surabaya:Kartika

Hiskia,Achmad.1996.Kimia Larutan.Bandung:PT Citra Aditya Bakti

Jhon dan Rachmawati.2011.Chemistry 3A.Jakarta:Erlangga

Khopkar.2008.Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta:UI-Press

Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI Press



TUGAS
1)      80 gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air.
Dik : Mr. H2SO4 98 gram / mol          Mr. air ( H2O ) 18 gram / mol
BJ H2SO4 1303 gram / ml                   BJ Air 1 gram / ml
Konsentrasi H2SO4 100 %
Mr. air 18
a)      Persen Berat        = masa zat terlarut  x 100%   =  80 x 100%
                                      Massa pelarut                            120
                                                  = 8000 / 120%   
                                                  = 66,69 %
b)      Molalitas ( m )     = mol zat terlarut                   =  98 gram /  
                                       mol kg pelarut                            0,12 kg
                                       = 816,67 mol / 1000 gram
c)      Molaritas ( M )     = mol zat terlarut
                                       Liter larutan
                     V terlarut = 80 gram / 1,303 gram / ml = 61,39 ml
                     V pelarut = 120 gram / 1 gram / ml = 120 ml
                     V larutan = 181,39 ml = 0,18139 l
                     M             =   98 mol   =  540,27 mol / l
                                         0,18139 l

d)     Fraksi Mol zat terlarut
Mol terlarut = 0,816                   Mol pelarut = 6,67
           X = jumlah mol terlarut   =  0,816  = 0,109
                            jumlah mol larutan        7,48
                     X = Jumlah mol pelarut  =  6,67  = 0,89
                             jumlah mol larutan     7,48

2)      Lengkapilah Tabel Dibawah ini

Zat
Terlarut
Gram Zat
Terlarut
Mol Zat
Terlarut
Volume
Larutan
Molaritas
NaNO3
25
A. 0,29 mol
B. 0,2416 l
1,2
NaNO3
C. 31,28 gram
D. 0, 368 mol
16 liter
0,023
KBr
91
E. 0,76 mol
450 ml
F. 1,699mol / l
KBr
G. 49,98 gram
0,42
 H. 0, 233 l
1,8


A.        Mol zat terlarut = gram / Mr
                          = 25 / 85
                          = 0,29 mol

B.     M = mol zat terlarut
            Liter larutan
  1,2 =     0,29
             liter larutan
   Liter larutan = 0,29 / 1,2 
                        = 0,2416 l

C.     Mol = massa zat terlarut
                       Mr
   0,368 = massa terlarut / 85
   massa terlarut = 85x0.368
                          = 31,28 gram

D.    M = mol zat terlarut
            Liter larutan
   0,023 = mol / 16
    mol = 16x0.023
           0,368
E.     Mol zat terlarut = gr / mr
                            = 91 / 119 = 0,76 mol

F.      M = Mol zat terlarut
            Liter larutan
        = 0, 76 mol / 0,45 l = 1,699 mol / l

G.    Mol zat terlarut = gram zat terlarut
                                       Mr
                  0,42    = Gram terlarut / 119
           gram terlarut  = 119x0.42
                             = 49,98 gram

H.    M = mol zat terlarut
          Liter larutan
   1,8 = 0,42 / liter larutan
 liter larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 233 l


No comments:

Post Top Ad

Your Ad Spot