TINJAUAN
PUSTAKA
Beberapa jenis tanah mempunyai sifat mengembang (bila
basah) dan mengkerut (bila kering). Akibatnya pada musim kering karena tanah
mengerut maka tanah menjadi pecah-pecah. Sifat mengembang dan mengerutnya tanah
disebabkan oleh kandungan mineral liat montmorillonit yang tinggi. Besarnya
pengembangan dari pengerutan tanah dinyatakan dalam nilai COLE (Coefficient Of
Linear Extensibility). (Hardjowigeno,2010)
Hardjowigeno,
Sarwono.2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo : Jakarta.
Konduktivitas hidrolika tanah merupakan kemampuan tanah
untuk melewati air. Kemampuan ini nerlaku pada dua kondisi, yaitu pada saat
kondisi semua pori-pori terisi air (tanah jenuh) dan ketika sebagian pori-pori
terisi air (tanah tak jenuh). Dalam hal ini laju konduktivitas hidrolika tanah
jenuh (K-sat) selalu lebih tinggi dari laju konduktivitas tanah tak jenuh
(K-unsat). Hal ini disebabkan dua factor utama, sepperti tanah jenuh pengaruh
gaya grafitasi jauh lebih dominant pada tanah tak jenuh dan ukuran pori-pori sebagai
media K-sat jauh lebih besar dari ukuran pori-pori untuk K-unsat. (Praktikum,
2012 : 19)
Klute,
dkk..2012. Penuntun Praktikum dasar – dasar Ilmu Tanah. Laboratorium ilmu Tanah Universitas Bengkulu.
Bengkulu
Konduktivitas hidrolika tanah jenuh (K-sat) pada
prinsipnya diterapkan dengan menggunakan tinggi genangan tetap yang dikenal
dengan Constan Head Method, sedangkan lawan dari prinsip
tersebut diatas adalah Falling Head Method dimana permukaan
air di dalam alat ukur dibiarkan turun pada saat pengukuran K-sat berlangsung.
Nilai K-sat ini dihitung berdasarkan dua pendekatan yaitu dilapang dengan cara
menghitung jumlah air yang masuk ke profil tanah persatuan waktu dan di
laboratorium dengan cara menghitung jumlah air yang keluar dari contoh
tanah per satuan waktu. (Ananto, 1986).
Ananto , Seto Kusuma. Ir. 1987. Konservasi
Sumber Daya Tanah Dan Air. Kalam
Mulia: Jakarta.
Tekstur
suatu tanah merupakan sifat yang hampir tidak berubah berlainan, dengan
struktur dan konsistensi. Namun kadang-kadang didapati perubahan dalam lapisan itu sendiri karena
dipindahkannya lapisan permukaan atau perkembangan lapisan permukaan yang
baru. Karena sifatnya yang relative tetap untuk jangka waktu tertentuh
maka tekstur tanah sudah lama menjadi dasar klasifikasi tanah serta struktur
yang turut menentkan tata air dalam tanah yang berupa kecepatan fitrasi,
penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah (Darmawijaya,1990).
Darmawijaya,
M.Isa,1990. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University press.
Yogyakarta.
Hantaran
hidrolik tanah secara matematis adalah rasio antara debit terhadap gradien
hidrolik atau sudut pengaliran dan kurva gradien. Deskripsi dari hantaran
hidrolik adalah daya pergerakan air dalam tanah entah itu berupa infiltrasi
maupun perkolasi. Besar kecilnya hantaran hidrolik suatu tanah mempengaruhi
daya tampung dan daya/kecepatan tanah dapat meloloskan air (Darmansyah,2004).
Darmansyah,Adang. 2004. Hantaran Hidrolik Jenuh Tanah Sebagai Akibat
Berbagai Pola Pengelolaan Lahan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Parameter sifat fisik tanah yang paling berpengaruh
terhadap hantaran hidrolik jenuh adalah pori makro. Pori makro nyata
meningkatkan hantaran hidrolik jenuh. Pori mikro berpengaruh negatif terhadap
hantaran hidrolik jenuh. Indeks Stabilitas Tanah berpengaruh secara tidak
langsung terhadap hantaran hidrolik jenuh. Pori makro meningkat bersamaan
dengan meningkatnya Indeks Stabilitas Tanah. (Darmansyah,2004)
Darmansyah,Adang.2004.Hantaran
Hidrolik Jenuh Tanah Sebagai Akibat Berbagai Pola Pengelolaan Lahan.Institut
Pertanian Bogor, Bogor
Kemampuan tanah menyimpan air dipengaruhi oleh macam dari
ukuran diameter partikel penyusunnya. Partikel liat mempunyai daya ikat air
lebih besar dibandingkan partikel pasir, akan tetapi tanah liat mempunyai ruang
antar partikel (pori) lebih sempit dibandingkan tanah berpasir. Oleh karena
itu, air gravitasi pada tanah liat lebih kecil dibandingkan tanah pasir akan
tetapi tanah pasir maupun tanah liat kurang mampu menyimpan atau menyediakan
air untuk tanaman. Tanah dengan tekstur sedang (lempung) umumnya mempunyai
kemampuan menyimpan dan menyediakan air untuk tanaman lebih besar dari tanah
lainnya (Seto, 1987).
Seto Kusuma Ananto.
1987. Konservasi Sumber Daya Tanah Dan Air. Kalam Mulia: Jakarta.
Dalam hubungan tanah, air dan tanaman menyatakan bahwa
konduktvitas hidrolika merupakan mengukur ketahanan (hambatan tanah) terhadap
aliran air tanah. Dengan menghubungkan kepadatan aliran gradien hidrolik,
konduktivitas hidrolik ini lereng atau nisbah antara kepadatan aliran dan
gradien hidrolik. (Islami titiek, 1995)
Islami, Titiek. Ir
dkk.1995. Hubungan Tanah, Air Dan Tanaman .
Ikip Semarang PRESS. Semarang.
Wulan, 2011. Penetapan Kadar Air
Metode Oven.
No comments:
Post a Comment