15 September 2019

Sidik Cepat Penetapan Tekstur, Struktur dan Konsistensi Tanah di Laboratorium


Sidik Cepat Penetapan Tekstur, Struktur dan Konsistensi Tanah di Laboratorium
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tekstur
Latar Belakang
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir ,debu, dan dengan lempung . Penentuan kelas tekstur dilapangan digunakan dengan rasa peraba yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori kasar ,licin, dan lekat. Kekasaran,kelicinan ,dan kelekatan tanah selanjutnya digunakan untuk menetukan kualitas proporsi pasir, debu dan lempung.
Prinsip dalam penetapan proporsi kualitas fraksi penyusun tanah dengan metode rasa mengikuti beberapa definisi sebagai berikut :
·         Pasir, adalah bahan yang terasa kasar apabila kita remas dengan jari . butir butir pasir juga dapat terlihat langsung oleh mata.
·         Debu, adalah material yang tidak terasa kasar ataupun lekat, melainkan terasa licin seperti sabun bila dibasahi dan diremas dengan jari
·         Lempung, biasanya membentuk bongkahan tanah keras apabila kering , dan terasa lekat apabila salam keadaan basah ,dalam keadaan lembab ,lempung dapat dibuat pita dengan memilin diantara ibu jari dan jari telunjuK
·         Geluh, adalah campuran ketiga fraksi tersebut ( pasir, debu, lempung ).
Tanah bertekstur halus (dominant liat) memiliki permukaan yang lebih halus dibanding dengan tanah bertekstur kasar (dominan pasir). Sehingga tanah – tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas adsorpsi unsur – unsur hara yang lebih besar. Dan umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karna banyak mengandung unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiltrasinya lebih cepat.Tanah – tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakan udara dan air.
2.    2. Tujuan Praktikum
3.    Menentukan kelas tekstur dengan metode rasa perabaan di laboratorium
4.    Melatih mahasiswa menguasai sidik cepat penetapan tekstur sebelum    melakukan deskripsi profil di lapangan
1.2 Struktur Tanah
1. Latar Belakang
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis.
Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman.
Sruktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari butiran-butiran tanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti : bahan organic, oksida besi dll. Didaerah curah hujan yang tinggi umumnya ditemukan struktur tanah remah atau gramuler dipermukaan dan gumpal dihorison bawah.
2.    2. Tujuan praktikum
    Ã˜  Menentukan bentuk, ukuran dan kekuatan struktur tanah secara cepat
    Ã˜  Melatih mahasiswa dalam penetapan struktur berbagai macam tanah sebelum terjun ke lapangan
1.3 Konsistensi Tanah
1.    Latar Belakang
Konsistensi tanah merupakan kekuatan daya kohesi butir – butir tanah atau daya adhesi butir – butir tanah dengan benda ain. Hal ini ditunjukan oleh daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Tanah yang memilki konsistensi yang baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Oleh karena tanah dapat ditemukan dalam keadaan lembab, basah atau kering maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut.
Dalam keadaan lembab, tanah dibedakan ke dalam konsistensi gembur (mudah diolah) sampai teguh ( agak sulit dicangkul). Dalam keadaan kering tanah dibedakan kedalam konsistensi lunak sampai keras. Dalam keadaan basa dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau kelekatannya yaitu dari tidak lekat sampai lekat.
Dalam keadaan lembab atau kering konsistensi tanah ditentuka dengan meremas segumpal tanah. Bila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah dikatakan berkonsistensi gembur bila lembab atau lunak bila kering. Bila gumpalan tanah sukar hancur dengan remasan tersebut tanah dikatakan berkonsistensi teguh (lembab) atau keras (kering).
2.    2. Tujuan Praktikum
Ø  Menetapkan konsistensi tanah dalam keadaan basah, lembab dan kering
Ø  Melatih mahasiswa alam penetapan konsistensi tanah sebelum terjun kelapangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
           Tanah dalam Bahasa Inggris disebut soil, tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi. Tanah mempunyai beberapa pengertian. Dalam pengertian tradisional tanah adalah medium alami untuk pertumbuhan tanaman daratan. Pengertian ini masih merupakan arti yang paling umum dari kata tersebut. Tanah memiliki suatu ketebalan yang ditentukan oleh kedalaman akar tanaman (Sutanto, 2005).
        Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2-0,05 mm, debu dengan ukuran 0,05-0.002 mm dan liat dengan ukuran <0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas dan lain-lain.
Struktur tanah adalah salah satu sifat dasar tanah yang sangat mempengaruhi sifat tanah yang lain serta besar pengaruhnya terhadap kemampuan tanah sebagai media pertanaman. Struktur digunakan untuk mendeskripsikan agregasi secara umum atau susunan bagian padat tanah. Suatu penampang tanah dapat didomonasi oleh suatu corak tanah tertentu. Kadang-kadang berbagai corak agregasi akan dijumpai ketika meneliti horizon demi horizon suatu profil tanah. Bentuk-bentuk struktur dalam keadaan tidak terganggu terjadi dari dua keadaad=n non structural, yaitu: zarah lepas dan masiv. Pasir merupakan contoh pertama bahan organic mengikat zarah lepas menjadi keolompok-kelompok atau agregat-agregat (Anonym, 2011)
             Struktur tanah menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder atau ped disebut juga agregat. Struktur suatu horizon yang berbeda satu profil tanah merupakan satu ciri penting tanah, seperti warna tekstur atau komposisi kimia. Bahan organik biasanya tertinggi di lapisan permukaan tanah di daerah sedang warna permukaan tanahnya agak gelap (Foth, 1998).
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Keadaan tersebut ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya yang akan mengubah bentuk tersebut misalnya pencangkulan, pembajakan, dan penggaruan. Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah.
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu:
1.    basah
2.    lembab
3.    kering
        Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara.
          Pada kondisi basah, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat plastisitas dan tingkat kelekatan. Tingkatan plastisitas ditetapkan dari tingkatan sangat plastis, plastis, agak plastis, dan tidak plastis (kaku). Tingkatan kelekatan ditetapkan dari tidak lekat, agak lekat, lekat, dan sangat lekat.
           Pada kondisi lembab, konsistensi tanah dibedakan ke dalam tingkat kegemburan sampai dengan tingkat keteguhannya. Konsistensi lembab dinilai mulai dari: lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh, dan ekstrim teguh. Konsistensi tanah gembur berarti tanah tersebut mudah diolah, sedangkan konsistensi tanah teguh berarti tanah tersebut agak sulit dicangkul.
           Pada kondisi kering, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan tanah. Konsistensi kering dinilai dalam rentang lunak sampai keras, yaitu meliputi: lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras, dan ekstrim keras (Yurike, 2011)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
1.    a) Tekstur
 Bahan yang digunakan berupa contoh tanah kering angin < 2mm , botol semprot dan akuades. Sedangkan alat yang digunakan terdiri dari cangkul ,pisau sekop, dan meteran.
1.    b)Stuktur tanah
  Bahan yang digunakan berupa contoh bongkahan tanah dari berbagai lapisan dan jenis tanah ,sedangkan alat yang digunakan terdiri dari cangkul ,pisau,sekop dan meteran.
1.    c) Konsistensi tanah
         Bahan yang digunakan berupa contoh bongkahan tanah dari berbagai lapisan dan aquades,sedangkan alat yang digunakan terdiri dari cangkul ,pisau,sekop dan meteran.
3.2 Cara Kerja
1.    a) Tekstur
            Penetapan kelas tekstur denagn metode rasa perabaan
1.    b) Struktur Tanah
           Penetapan struktur dengan metode langsung melihat di lapangan
1.    c) Konsistensi Tanah
            Tanah basah
3.2.1 Konsistensi Tanah Basah
·         Kelekatan (stickiness) ditentukan dengan menekan gumpalan kecil tanah diantara ibu jari dan jari telunjuk . Nilai kelekatan dibagi menjadi:
1.    tidak lekat . setelah ditekan tidak ada tanah yang menempel pada ibu jari/ jari telunjuk
2.    agak lekat. Setelah ditekan tanah menempel pada kedua jari tetapi akan lepas dan tidak meninggalkan bekas pada salah satu jari tersebut.
3.    Lekat . setelah ditekan tanah menempel di kedua jari . saat jari lepas tanah cenderung streched dan tetap menempel pada kedua jari.
3.Sangat lekat . setelah ditekan tanah menempel erat di kedua jari , streched dan tidak lepas dari kedua jari
·         Keliatan = plastisitas (plasticy) ,ditentukan dengan membuat tanah stik diantara ibu jari dan jari telunjuk . nilai plastisitas tanah dibagi menjadi:
1.    Agak plastis gelintir tanah dapat dibentuk tetapi tmudah berubah bentuk.
2.    Plastis . gelintir tanah dapat dibentuk untuk mengubah bentuknya dibutuhkan tekanan sedang .
3.    Sangat plastis gelintir tanah dapat dibentuk dengan baik dan sangat tahan terhadap tekanan.
3.2.2Tanah Lembab
Untuk penentuan konsistensi dipilih tanah yang lembab lalu diremas remas dengan tangan . nilai konsistensi ditentukan sebagai berikut :
1.    Lepas (loose).tanah tidak dapat berbentuk gumpalan
2.    Sangat gembur (very friable)tanah sangat mudah hancur oleh sedikit tekanan ,tetapi dapat disatukan lagibila kita kepal.
3.    Gembur (friable) tanah mudah hancur dengan tekanan lemah sampai sedang diantara ibu jari dengan telunjuk dan dapat disatukan lagi bila dikepal
4.    Teguh (firm).tanah dapat dihancurkan dengan tekanan sedang pada ibu jari dan jari telunjuk
5.    Sangat teguh (very firm) .tanah hanya hancur dengan tekanan kuat .
6.    Luar biasa teguh (extremely firm). Tanah tidak dapat dihancurkan diantara ibu ibu jari dan jari telunjuk ,dan hanya dapat dipecahkan sedikit demi sedikit.
3.2.3 Konsistensi Tanah Kering
Untuk mengevaluasi konsistensi tanah kering dipilih tanah kering angin dan dihancurkan dengan tangan .nilai konsistensi ini adalah :
1.    Lepas (loose) tanah tidak saling menempel
2.    Lunak (soft). Masa tanah sangat mudah dihancurkan dan mudah hancur menjadi tepung atau butir butir tunggal
3.    Agak keras . tanah mudah dipecahkan demgan menekan ibu jari dan jari telunjuk.
4.    Keras . tanah mempunyai resistensi sedang dan sulit dipecahkan diantara ibu jari dan jari telunjuk.
5.    Sangat keras .tanah sangat resisten terhadap tekanan,dapat dipecahkan dengan tangan tapi tidak pecah dengan ibu jari dan telunjuk
6.    Luar biasa keras . tanah luar biasa ini resisten terhadap tekanan dan tidak dapat dipecahkan dengan tangan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil
Lapisan
Tekstur
Struktur
Konsistensi Tanah
Warna
Batas Horizon
Ket
Atas (Top soil)
Lempung (Clay)
Butiran (Granular)
Sangat Teguh  (Very tirm)
7,5 YR 3/3 Dark Brown
Baur

Bawah
(Pengamatan kami)
 Liat berpasir (Sandy Clay)
Gumpalan bersudut
Gembur (Friable)
2,5 YR 6/8 Light Red
Vertisol Baur/ jelas
Bawah 25 derajat
4.2 Pembahasan
     Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan yaitu lapisn atas (Top soil) dan lapisan atas tanah. Hasil pengamatandari kelompok lain yaitu pengamatan tanah pada bagian lapisan atas tanah (top soil) tekstur yaitu Lempeng dimana berbentuk seperti lempeng-lempeng dengan dimensi horizontalnya jaul lebih besar dibandingkan dengan dimensi vertikalnya. Kemudian strukturnya berbentuk butiran yang sangat kuat/keras dan berbentuk seperti bola-bola kecil dengan permukaan yang tidak beraturan. Konsistensi tanahnya teguh karena tanah dapat dihancurkan dengan tekanan sedang pada ibu jari dan jari telunjuk. Warna tanah top soil ini adalah coklat gelap (Dark Brown), Lapisan ini berwarna coklat gelap karena mengandung bahan organik. Bahan organik ini berasal dari sisa-sisa tanaman yang mengalami peruraian yang akan mempunyai warna cenderung lebih hitam  dan batas horizonnya baur atau jelas.
Pengamatan kelompok kami yaitu bagian bawah tanah, maka kami peroleh hasil seperti pada tabel diatas, dimana tekstur tanah adalah liat berpasir (sandy clay) karena terdapat pada liat butiran-butiran keras. Strukturnya adalah Gumpalan bersudut karena agregat menyerupai kubus dengan sudut yang mendekati siku-siku. Konsistensi tanah pada lapisan bawah ini adalah gembur/feriable karena tanah mudah hancur dengan tekanan lemah sampai sedang diantara ibu jari dengan telunjuk dan dapat disatukan lagi bila dikepal. Warna pada tanah ini adalah warna merah terang (Light Red), batas horizonnya Vertisol baur atau jelas. Keterangan 25 derajat.
      Pada praktikum tekstur tanah, struktur dan konsistensi tanah dilakukan menurut perasaan. Penetapan tekstur tanah menurut perasaan dilakukan dengan memijit atau memirid tanah dengan sedikit dibasahi antara telunjuk dan ibu jari. Dengan perasaan ditentukan kira-kira banyaknya separat liat, debu dan pasir. Terdapt perbedaan antara liat, debu dan pasir. Pada tanah liat akan terasa kelekatannya diantara ibu jari dan telunjuk, pada debu terasa seperti bedak bila kering dan bila basah plasitasnya sedang melekat, sedangkan pada tanah pasir terasa kasar.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
     Dari percobaan yang telah dilakukan mengenai tekstur, struktur dan konsistensi tanah dapat disimpulkan bahwa :
1.    Warna tanah hanya merupakan indikator proses kimia yang berlangsung dalam tanah dan bahan induk pembentuk tan
2.    Penentuan warna tanah dilakukan di tempat yang terhindar dari sinar matahari dan menggunakan Munsell Soil Color Chart.
3.    Penentuan warna pada Munsell Soil Color Chart digunakan kisaran warna 2,5 R – 10 R untuk warna merah, 2,5 Y -5 Y untuk warna kuning dan 5 YR -10 YR untuk warna coklat.
4.    Warna dan struktur tanah pada tiap lapisan berbeda yang disebabkan oleh luas permukaan spesifik dengan proporsi volumetrik tanah.
5.    Tanah yang berwarna gelap mengandung bahan organik dan karbon.
6.    Diagram warna buku disusun tiga variabel, yaitu: hue, value, dan  chroma.
7.    Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara.













DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2011. http://nabilussalam.wordpress.com/2011/09/30/struktur-tanah/Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013.
Foth, Henry d. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius.
Yurike, 2011. http://blog.ub.ac.id/yurike/2011/05/01/konsistensi-tanah/. Di akses pada tanggal 20 Oktober 2013.


No comments:

Post Top Ad

Your Ad Spot